Powered By Blogger

Sabtu, 16 April 2011


Kapal Kargo Sinar Kudus Disandera Perompak Somalia



Jakarta
- Berhari-hari Isyam Yuni Astuti menunggu cemas kabar sang suami, Kapten Slamet Jauhari. Kapten Kapal yang disandera perompak Somalia itu belum juga ditebus oleh PT Samudera Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Padahal keselamatan jiwa 20 WNI terancam.

"Kita cemas menunggu. Kita nggak tahu harus bagaimana. Pemerintah juga belum merespons surat yang kami kirim. Istri Slamet, Isyam terus melamun di kamar," kata Kakak Ipar Slamet, Joko Susilo saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (9/4/2011) malam.

Joko mengungkapkan kesedihan pihak keluarga yang bingung mencari bantuan. Pihak PT Samudera Indonesia tempat Slamet bekerja tak juga membuat keputusan yang jelas. Padahal permintaan perompak Somalia semakin hari semakin naik harganya.

"Awalnya US$ 2 juta sekarang udah sampai US$ 9 juta katanya," keluhnya.

Keluarga hanya bisa pasrah menunggu bantuan pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden SBY agar WNI yang disandera bisa segera dibebaskan dengan cara apapun. Keselamatan jiwa lebih penting bagi keluarga dibanding apapun.

"Anaknya (Slamet) bingung, Kiki dan Rezka. Kita juga cemas saat kemarin katanya pemerintah bilang usaha diplomasi berakhir buntu," imbuhnya.

Seperti diinformasikan sebelumnya, Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Roterdam, Belanda, tanggal 16 Maret 2011 lalu. Kapal yang diawaki oleh 31 ABK, 20 orang diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan biji nikel dan seharusnya sudah sampai 34 hari setelah keberangkatan.

Usaha pembebasan sendiri hingga saat ini belum membuahkan hasil, sementara keluarga ABK mengaku sangat cemas. Mereka berharap pemerintah RI bisa turun tangan membantu pembebasan. Pihak keluarga telah mengirimkan surat kepada Presiden SBY namun belum juga mendapat respons.

Anggota Komisi I Ahmad Muzani mendesak agar TNI mengirimkan pasukan untuk membebaskan 20 WNI yang disandera para perompak. Muzani menilai perompak tidak bisa didekati dengan cara-cara diplomasi.

""Kita harus menunjukkan kalau negara ini memiliki kedaulatan dan tanggungj awab melindungi segenap warga negaranya. TNI memikul tugas itu. Kekuatan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan warga negara kita. Memang siapa lagi yang akan peduli? Menunggu perompak membebaskan mereka?" ujar Sekjen Partai Gerindra ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar